SURABAYA, SURYA 18 April 2012
Proyek lajur sepeda yang mulai digarap Mei mendatang tak akan setengah-setengah. Selain menggarap lajur sepeda sepanjang 8,8 km, Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya rencananya juga akan membuat parkir sepeda di 10 lokasi.

Untuk proses pengerjaan lajur pada tahap pertama, diperkirakan selesai selama sebulan. Adapun pengerjaannya mulai dari menggarap lajur di jalan, yang memisahkan sepeda dan kendaraan bermotor. Meski ada lajur sepeda, namun kendaraan bermotor juga bisa melintas di lajur itu. ”Ada batasnya, tapi sepeda motor atau mobil masih bisa masuk lajur itu,” tambahnya.
Yang tak kalah penting adalah tempat parkir sepeda. Dishub juga akan membuat tempat parkir sepeda di lebih dari 10 titik. Adapun lokasi parkir sepeda itu ada di tepi ruas jalan utama, seperti Taman Bungkul, Jl Gubernur Suryo (depan Grahadi), dan Jl Jend Sudirman (dekat bambu runcing). ”Untuk yang bambu runcing, kami akan membuat dua tempat yakni di sisi kanan dan kiri. Proses pengerjaan tempat parkir bersamaan dengan lajur sepeda,” ujarnya.
Mengenai tempat parkir sepeda, pihaknya masih mendesainnya. Namun dari beberapa desain tempat parkir, kenyamanan dan keamanan tetap jadi prioritas. Sedangkan tiap tempat parkir masing-masing bisa diisi 5-10 sepeda. ”Ini untuk memudahkan pengguna sepeda,” katanya.
Selain itu, pihaknya juga akan menambah beberapa rambu dan marka, baik di tepi jalan maupun perempatan, untuk memudahkan pengguna sepeda saat ngonthel di lajur itu. Sementara Traffic Light (TL) untuk pengguna sepeda akan digabung dengan TL yang sudah ada. “Penambahan rambu itu hanya beberapa saja, terutama di persimpangan,” tegasnya.
Sementara itu, adanya tempat parkir sepeda ini disikapi positif pegiat sepeda di Surabaya. Aktivis dari komunitas bike to work, Yoan Narotama mengungkapkan, pihaknya sepakat jika ada lajur sepeda di Surabaya. Apalagi, pengguna sepeda di Kota Pahlawan ini makin bertambah. “Selain ada lajur sepeda, akan dibuatnya parkir sepeda ini juga merupakan langkah maju,” tuturnya.
Namun, dia punya saran terkait tempat parkir itu. Yang pertama, dimana parkir sepeda itu seharusnya terkoneksi dengan moda transportasi lain, seperti angkot atau bus. Ini penting, agar pengguna sepeda yang bekerja di Surabaya tak kesulitan menuju tempat kerja. Mereka bisa memarkir sepedanya di tempat yang disediakan, kemudian oper dengan angkutan ke tujuan. ”Perlu dipilih tempat parkir yang strategis dan interkoneksinya bagus. Biasanya itu ada di tengah kota,” ujarnya.
Lalu yang kedua, adalah kondisi tempat parkir sepeda. Dia menyarankan agar tempat parkir sepeda perlu ada petugas yang mengawasi. Bisa jadi, tempat parkir itu dikarciskan sehingga pengguna sepeda merasa aman ketika ditinggal pergi atau bekerja. Selain itu, tempat parkir tak perlu harus 24 jam, atau menyesuaikan dengan jam kerja saja. ”Untuk saat ini tak harus 24 jam. Yang penting perlu ada petugas jaga dan bisa dikarciskan. Tempat parkir juga tak perlu in door, yang pasti harus aman,” pungkasnya. sda