Rabu, 25 November 2009
Cara Bebas dari Stres
Banyak cara yang bisa dilakukan oleh masyarakat agar bisa mencapai kebahagiaan baik lahir maupun batin. Karena dengan hati yang bahagia akan membuat seseorang terbebas dari stres, tertekan dan membuat hidup lebih sehat.
Kebahagiaan yang dialami oleh seseorang biasanya tumbuh dari pikiran orang itu sendiri, mengenai bagaimana perspektif tentang kehidupan dan tindakan apa yang harus diambil untuk menunjang kebahagiaan.
Ada 5 cara yang bisa dilakukan agar bisa mendapatkan kebahagiaan sejati terbebas dari stres dan dapat menjalani hidup dengan optimistis yang bisa membantu menyehatkan jantungnya, seperti dikutip dari Huffingtonpost, Selasa (24/11/2009):
1. Syukuri apapun yang telah diberikan. Memiliki rasa bahagia adalah dasar dari kehidupan yang bahagia, dan memudahkan seseorang untuk bersosialisasi dengan orang lain serta dapat mengirimkan perasaan bahagia bagi orang disekitarnya. Pikirkanlah semua keindahan yang pernah dialami.
2. Lakukan hal yang paling disukai. Banyak orang yang berusaha menyenangkan orang lain dengan melakukan sesuatu yang bertolak belakang dengan dirinya dan ini tidak akan menimbulkan kebahagiaan. Jujurlah pada diri sendiri dan lakukan segala hal yang paling Anda disukai.
3. Meminta maaf dan memaafkan. Menyimpan dendam atau kesalahan tidak akan bisa menciptakan suatu kebahagiaan. Cobalah untuk meminta dan memberi maaf pada orang lain, yang akan membuat terbebas dari rasa bersalah atau dendam. Karena jika tidak diungkapkan semakin lama akan semakin mengganggu pikiran dan produktivitas yang nantinya dapat menurunkan kualitas hidup.
4. Temukan bakat terpendam dan bersenang-senang dengan kreatifitas yang ada. Gunakan imajinasi untuk menciptakan segala sesuatu yang baru sehingga bisa menghasilkan kehidupan yang lebih baik. Cara ini juga bisa merangsang otak untuk berpikir dan mengaktifkan sel-sel otak lain.
5. Mengenal dengan lebih baik siapa Anda sebenarnya. Ini bisa mempengaruhi bagaimana pemikiran Anda yang sebenarnya. Teratur bermeditasi dapat membantu seseorang lebih mengenal dirinya sendiri dan lebih tenang. Dengan begitu akan merasa bahagia dengan diri sendiri.
Jika bisa mencapai kebahagiaan sejati maka orang akan menjalani hidup ini dengan lebih optimistis dan terbebas dari segala macam stres dan tekanan hidup yang memicu depresi.
Sikap optimistis juga membuat jantung seseorang menjadi lebih sehat dan terhindar dari berbagai penyakit seperti darah tinggi serta memiliki pola hidup yang lebih sehat.
sumber : www.detik.com
Api dan asap
Suatu ketika, ada sebuah kapal yang tenggelam diterjang badai. Semuanya porak poranda. Tak ada awak yang tersisa, kecuali satu orang yang berhasil mendapatkan pelampung. Namun, nasib baik belum berpihak pada pria ini. Dia terdampar pada sebuah pulau kecil tak berpenghuni, sendiri, dan tak punya bekal makanan.
Dia terus berdoa pada Tuhan untuk menyelamatkan jiwanya. Setiap saat, dipandangnya ke penjuru cakrawala, mengharap ada kapal yang datang merapat. Sayang, pulau ini terlalu terpencil. Hampir tak ada kapal yang mau melewatinya.
Lama kemudian, pria ini pun lelah untuk berharap. Lalu, untuk menghangatkan badan, ia membuat perapian, sambil mencari kayu dan pelepah nyiur untuk tempatnya beristirahat. Dibuatnya rumah-rumahan, sekedar tempat untuk melepas lelah. Disusunnya semua nyiur dengan cermat, agar bangunan itu kokoh dan dapat bertahan lama.
Keesokan harinya, pria malang ini mencari makanan. Dicarinya buah-buahan untuk penganjal perutnya yang lapar. Semua pelosok dijelajahi, hingga kemudian, ia kembali ke gubuknya. Namun, ia terkejut. Semuanya telah hangus terbakar, rata dengan tanah, hampir tak bersisa. Gubuk itu terbakar, karena perapian yang lupa dipadamkannya. Asap membubung tinggi, dan hilanglah semua kerja kerasnya semalam. Pria ini berteriak marah, "Ya Tuhan, mengapa Kau lakukan ini padaku. Mengapa?... Mengapa?". Teriaknya melengking menyesali nasib.
Tiba-tiba...terdengar peluit yang ditiup. Tuittt.....tuuitttt. Ternyata ada sebuah kapal yang datang. Kapal itu mendekati pantai, dan turunlah beberapa orang menghampiri pria yang sedang menangisi gubuknya ini. Pria ini kembali terkejut, ia lalu bertanya, "Bagaimana kalian bisa tahu kalau aku ada disini? Mereka menjawab, "Kami melihat simbol asapmu!!"
Teman, sangat mudah memang bagi kita, untuk marah saat musibah itu tiba. Nestapa yang kita terima, tampak akan begitu berat, saat terjadi dan berulang-ulang. Kita memang bisa memilih untuk marah, mengumpat, dan terus mengeluh. Namun, teman, agaknya kita tak boleh kehilangan hati kita. Sebab, Tuhan selalu ada pada hati kita, walau dalam keadaan yang paling berat sekalipun.
Dan teman, ingatlah, saat ada "asap dan api" yang membubung dan terbakar dalam hatimu, jangan kecil hati. Jangan sesali semua itu. Jangan hilangkan perasaan sabar dalam kalbumu. Sebab, bisa jadi, itu semua adalah sebagai tanda dan simbol bagi orang lain untuk datang padamu, dan mau menolongmu. Sebab, untuk semua hal buruk yang kita pikirkan, akan selalu ada jawaban yang menyejukkan dari-Nya. Tuhan Maha Tahu yang terbaik buat kita. Jangan hilangkan harapan itu.
sumber : http://www.facebook.com/home.php?ref=home#/note.php?note_id=181056432964&id=93592281183&ref=nf
Dia terus berdoa pada Tuhan untuk menyelamatkan jiwanya. Setiap saat, dipandangnya ke penjuru cakrawala, mengharap ada kapal yang datang merapat. Sayang, pulau ini terlalu terpencil. Hampir tak ada kapal yang mau melewatinya.
Lama kemudian, pria ini pun lelah untuk berharap. Lalu, untuk menghangatkan badan, ia membuat perapian, sambil mencari kayu dan pelepah nyiur untuk tempatnya beristirahat. Dibuatnya rumah-rumahan, sekedar tempat untuk melepas lelah. Disusunnya semua nyiur dengan cermat, agar bangunan itu kokoh dan dapat bertahan lama.
Keesokan harinya, pria malang ini mencari makanan. Dicarinya buah-buahan untuk penganjal perutnya yang lapar. Semua pelosok dijelajahi, hingga kemudian, ia kembali ke gubuknya. Namun, ia terkejut. Semuanya telah hangus terbakar, rata dengan tanah, hampir tak bersisa. Gubuk itu terbakar, karena perapian yang lupa dipadamkannya. Asap membubung tinggi, dan hilanglah semua kerja kerasnya semalam. Pria ini berteriak marah, "Ya Tuhan, mengapa Kau lakukan ini padaku. Mengapa?... Mengapa?". Teriaknya melengking menyesali nasib.
Tiba-tiba...terdengar peluit yang ditiup. Tuittt.....tuuitttt. Ternyata ada sebuah kapal yang datang. Kapal itu mendekati pantai, dan turunlah beberapa orang menghampiri pria yang sedang menangisi gubuknya ini. Pria ini kembali terkejut, ia lalu bertanya, "Bagaimana kalian bisa tahu kalau aku ada disini? Mereka menjawab, "Kami melihat simbol asapmu!!"
Teman, sangat mudah memang bagi kita, untuk marah saat musibah itu tiba. Nestapa yang kita terima, tampak akan begitu berat, saat terjadi dan berulang-ulang. Kita memang bisa memilih untuk marah, mengumpat, dan terus mengeluh. Namun, teman, agaknya kita tak boleh kehilangan hati kita. Sebab, Tuhan selalu ada pada hati kita, walau dalam keadaan yang paling berat sekalipun.
Dan teman, ingatlah, saat ada "asap dan api" yang membubung dan terbakar dalam hatimu, jangan kecil hati. Jangan sesali semua itu. Jangan hilangkan perasaan sabar dalam kalbumu. Sebab, bisa jadi, itu semua adalah sebagai tanda dan simbol bagi orang lain untuk datang padamu, dan mau menolongmu. Sebab, untuk semua hal buruk yang kita pikirkan, akan selalu ada jawaban yang menyejukkan dari-Nya. Tuhan Maha Tahu yang terbaik buat kita. Jangan hilangkan harapan itu.
sumber : http://www.facebook.com/home.php?ref=home#/note.php?note_id=181056432964&id=93592281183&ref=nf
Langganan:
Postingan (Atom)